Tim Data Center PKB Temukan Indikasi Manipulasi Data Caleg DPR RI di TPS 4 Timungan Lompoa

VIRAL, MAKASSAR – Hasil penghitungan suara (real count) dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang terinput melalui aplikasi Sirekap KPU diduga dimanipulasi.

Terlihat saat melakukan perekapan data, Sabtu (17/2) malam, form C1 Hasil, unggahan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 4, Kelurahan Timungan Lompoa, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar ada perbedaan.

Bacaan Lainnya

Seperti C1 Hasil Calon Anggota DPR RI Dapil Sulsel 1 atas nama Dr. H. Syamsu Rizal MI, S.Sos, M.Si, dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nomor urut 1, yang terinput di Sirekap melalui laman Pemilu2024.KPU.go.id ternyata berbeda dengan data C1 Hasil internal.

Padahal C1 Hasil Tim Data Center PKB dari form salinan sama yang ada di TPS yang di tandatangani para KPPS di TPS 4 Timungan Lompoa.

Perbedaan yang dibongkar tim data center PKB, adalah hasil terinput di Sirekap dimasukan hanya 8 suara yang seharusnya 24 bila mengacu pada C1 Hasil di TPS 4 Timungan Lompoa.

BACA JUGA:  Sowan ke Keluarga Luwu Raya, Appi Sebut Makassar Ibarat Taman Bunga Penuh Belukar

Dalam kolom hitungan suara, khusus calon nomor urut 1 dari PKB Syamsu Rizal MI mendapatkan 14 suara ditambah 8 hasil suara dari calon lain pada partai yang sama PKB. Namun ironisnya 14 suara ini tidak dikonfersi di kolom suara sah, sehingga yang terinput hasil di Sirekap hanya 8 suara.

“Bahwa C1 Hasil yang dibawa saksi internal (PKB) berbeda dengan yang terupload website KPU (Sirekap). Kami tentu protes karena suara masyarakat diduga dimanipulasi,” tegas Irfan Ilyas, Koordinator Saksi PKB, Sabtu (17/2/2024) malam.

Irfan menegaskan dugaan manipulasi ini sangat merugikan dan apabila dilalukan secara sengaja maka ini adalah pelanggaran pemilu dan pidana.

Setiap suara masyarakat dilindungi undang-undang dan apabila ada melakukan manipulasi pihaknya meminta diproses secara hukum.

“Kami ingatkan bahwa ini sudah masuk dugaan pelanggaran sehingga harus diproses secara tegas. Kepada pihak bawaslu untuk menindaklanjuti hal ini demi menyelematkan suara rakyat yang diamanahkan ke calon,” tegas Irfan.

BACA JUGA:  Tepis Isu Poligami, Sudirman Sulaiman Tegaskan" Istri Saya Hanya Satu

Sementara itu, kordinator data center yang akrab disapa Cube menegaskan telah mengumpulkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai hasil temuan dugaan menipulasi data.

“Tim data center Partai PKB bekerja, jadi jangan coba-coba untuk main-main terhadap semual kandidatnya,” tegasnya.

Selanjutnya, ia meminta kepada pengawas pemilu (Bawaslu) untuk serius menangani persoalan dugaan kecurangan agar tidak menimbulkan presenden buruk dan ketidakpercayaan kepada penyelenggara.

Sebelumnya juga dari laporan yang diterima, kertas suara diduga dirusak oleh salahsatu oknum. Padahal kertas suara telah tercoblos namun oknum merusaknya dengan menggunakan kuku jarinya.

Laporan salahsatu KPPS TPS 57 di Kecamatan Tamalate, menyampaikan oknum tersebut mengaku salahsatu tim kandidat dan merusak surat suara sah dari Syamsu Rizal MI dari PKB untuk DPR RI Dapil Sulsel 1.

“Dia mengaku korcam (salahsatu kandidat) dari kecamatan, tapi saya tanya mandat SK dia tidak punya, dan dia juga tidak punya saksi TPS. Dia memang sudah dari siang bikin pusing mau atur semua urusan KPPS. Ketika perhitungan DPR RI dia menekan juga dan kami KPPS sedang membuka surat suara agar mudah dalam menghitung dan itu sudah di sepakati dengan saksi dan panwas TPS. Kebetulan saya juga saat itu sedang membuka surat suara untuk disusun karena saya dapat tugas untuk melakukan pelipatan nantinya. Dan kebetulan saya liat dia pegang surat suara dan saya liat dia pake kuku jempol sebelah kiri untuk rusak suara yang seharusnya sah untuk Deng Ical (Syamsu Rizal),” tuturnya.

BACA JUGA:  Fatmawati Siap Bantu Wujudkan Kebutuhan Air Bersih dan Infrastruktur di Pulau Harapan Jeneponto

“Saya sempat cekcok dan dia tidak mengaku padahal saya liat sendiri dan saya usir itu ibu tapi ngeyel jadi saya berkeras buat usir demgn keras itu ibu sampai teman KPPS lain,” sambungnya.

Sayangnya, lanjut dia, tidak mengambil dolumentasi dan tidak melaporkan kepada Panwas. Namun meski begitu, banyak saksi melihat bahwa oknum ini sudah melakukan dugaan perusakan surat suara dan mengacaukan konsentrasi KPPS.

Pos terkait