VIRAL, MAKASSAR – Pihak SMA Negeri 2 (SMADA) Makassar, angkat bicara terkait adanya tudingan pungutan liar (pungli) dalam acara penamatan siswa Kelas XII tahun ini yang dilayangkan oleh dua LSM.
Padahal, acara penamatan tersebut hasil kesepakatan paguyuban sekolah tidak ada paksaan sama sekali alias tidak ada pungli.
Rencananya, kegiatan itu dilaksanakan pada Sabtu, 11 Mei 2024 di Hotel Four Points. Adapun hasil rapat pertemuan ditetapkan biayanya adalah Rp500.000 per siswa (1 siswa + 1 pendamping), atau Rp650.000 per siswa (1 siswa + 2 pendamping).
Kepala SMAN 2 Makassar, Syafruddin M menjelaskan, acara penamatan itu murni inisiatif para orang tua siswa (paguyuban) untuk kepentingan penamatan anaknya. Tidak ada campur tangan pihak sekolah.
“Pungli yang dituduhkan kedua LSM itu tidak mendasar, karena tidak ada pihak sekolah yang terlibat untuk mengumpulkan atau menerima uang dari orang tua siswa. Bisa ditanyakan langsung orang tua siswa,” jelas Syafruddin, didampingi pengurus komite SMADA dan orang tua siswa.
Syafruddin menambahkan, tidak ada orang tua siswa SMADA yang keberatan. Untuk siswa kurang mampu bahkan disubsidi. Sehingga, tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan adanya acara tersebut.
Senada dengan Alamsyah selaku Ketua Komite SMADA Makassar. Dia menjelaskan, tidak ada pungli di sini karena tidak ada keterlibatan sekolah. Acara penamatan itu murni digelar karena kesepakatan para orang tua siswa kelas XII yang sudah tamat tahun ini. “Tidak ada pungli sama sekali. keliru itu LSM terlalu tendensius memberitakan dan tidak konfirmasi ke pihak sekolah, jadi Kami mau luruskan bahwa acara syukuran dimaksudkan karena kami orang tua siswa mau melihat anak-anak berkumpul bersama dalam satu acara sebelum tamat,” ujar Alamsyah saat di temui di Kafe Balla Rattea Jl Dg Tata, Jumat (29/03/2024) malam.
Ketua Panitia Syukuran Penamatan Siswa Kelas XII SMAN 2 Makassar, Andi Ilham menjelaskan, pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan para orang tua siswa yakni paguyuban Semua sepakat digelar di luar, tepatnya di hotel.
“Karena tahun lalu digelar di sekolah, maka tahun ini diputuskan dilaksanakan di luar, supaya ada suasana baru dan lebih berkesan. Semua biaya ditanggung orang tua siswa sesuai kesepakatan bersama tanpa melibatkan sekolah dan tanpa ada paksaan. Siswa kurang mampu itu kita subsidi,” jelasnya.
Salah satu orang tua siswa Kelas XII SMADA Makassar, Rosita Zainuddin, mengakui sama sekali tidak ada paksaan dalam acara penamatan tersebut. Tetapi murni sukarela dari para orang tua siswa, yang ingin melihat anak-anaknya punya kenangan sebelum lulus. “Anak-anak ingin membuat kegiatan berkesan sebelum berakhir di sekolahnya.
“Dari Orang Tua Untuk Anak Anak ku Yang Tercinta”
Kami orang tua siswa tidak keberatan dan sama sekali tidak ada paksaan di sini. Kalau ada yang bilang pungli itu salah besar, “pungkasnya.
Sebelumnya dua LSM Perak dan L-Kompleks menyoroti adanya pungli acara penamatan siswa SMADA Makassar yang tayang di media Online Forummakassarinfo.com. Namun, pihak sekolah membantah tudingan tersebut dan sudah menegaskan teknisnya diserahkan kepada orang tua siswa yakni Paguyuban Sekolah.