VIRAL, MAKASSAR — Juru Bicara Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati), Muhammad Ramli Rahim tanggapi survei Pilgub Sulsel 2024 yang baru saja dirilis Indek Politica Indonesia (IPI). Hasilnya dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.
Salah satu yang dipotret dalam survei IPI adalah simulasi dua pasangan calon, dimana Andi Sudirman-Fatmawati meraih 59,4 persen dan Danny Pomanto-Azhar Arsyad 20,1 persen.
“Survei IPI jelas menunjukkan masyarakat menginginkan Andi Sudirman yang akan maju berpasangan dengan Fatmawati Rusdi melanjutkan kepemimpinannya di Sulawesi Selatan,” ujar Ramli, Minggu, 11 Agustus 2024.
Lebih lanjut dikatakan Ramli, dengan tingkat keterpilihan di atas 50 persen, wajar jika pasangan Andalan Hati sangat diinginkan oleh setiap partai politik.
“Surveinya Andalan Hati sangat tinggi, sehingga wajar jika semua partai merapat,” tandasnya.
Survei yang dilakukan IPI pada 4-10 Agustus 2024 ini mencoba melakukan pemetaan popularitas, akseptabilitas serta elektabilitas figur yang dinilai memiliki potensi untuk ikut berkompetisi dalam kontestasi Pilgub Sulsel.
Di samping itu survei ini juga memotret kecenderungan perilaku pemilih dalam perspektif, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, preferensi agama, afiliasi ormas dan preferensi suku dan lain-lain.
Hasilnya, elektabilitas nama Andi Sudirman Sulaiman unggul sangat jauh dengan 46 persen. Di tempat kedua Ilham Arief Sirajuddin dengan 19 persen. Disusul Ramdhan Pomanto 11,6 persen, Taufan Pawe 3,3 persen, Komjen H. Syarifuddin Kambo, 0,2 persen. Sedang responden yang tidak menjawab/tidak tahu ada 19,8 persen.
Nama Andi Sudirman pun menjadi Top of Mind dengan angka 24,8 persen. Ilham Arief Sirajuddin 11 persen, sedang Ramdhan Pomanto hanya 6,8 persen, Indah Putri 4 persen, Andi Iwan Aras 1,4 persen, Taufan Pawe 0,9 persen dan Mayjend M. Bau Sawa Mappanyukki 0,1 persen. Respnden yang tidak menjawab 48,3 persen.
Dalam survei terkait popularitas, Andi Sudirman Sulaiman jauh meninggalkan kandidat lain. Popularitas Andi Sudirman bertengger di 81 persen. Sedang Ramdhan Pomanto 56,5 persen, Fatmawati Rusdi 63 persen, Ilham Arif Sirajuddin 61 persen, Indah Putri 38 persen, Taufan Pawe 33,7 persen dan Komjen Syarifuddin Kambo 6,8 persen.
Pada tingkat kesukaan (akseptabiltas), Andi Sudirman kembali unggul jauh dengan 78,9 persen, Fatmawati Rusdi 60,8 persen, Ilham Arief 56,5 persen dan Ramdhan Pomanto 49,9 persen.
Bila dilihat dari simulasi tiga nama kandidat, Andi Sudirman Sulaiman tak terkejar dengan 54,6 persen. Ramdhan Pomanto 17,5 persen, Komjen Syarifuddin 1 persen. Sedang yang tidak menjawab/tidak tahu 26,9 persen.
Kemudian untuk simulasi dua nama kandidat, Andi Sudirman Sudirman unggul sangat telak dengan angka 57 persen. Ramdham Pomanto 19,2 persen dan responden yang tak menjawab sebanyak 23,8 persen.
Sementara untuk simulasi pasangan calon, bila dibuat menjadi tiga pasang calon, Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi unggul 51, 8 persen. Disusul Ilham Arief Sirajuddin-Tamsil Linrung 16 persen dan Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad 14,6 persen. Responden yang tak menjawab ada 17,6 persen.
Lalu untuk simulasi dua pasang calon, Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi melejit dengan 59,4 persen. Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad 20,1 persen dan responden yang tidak menjawab ada 20,5 persen.
Dari hasil survei ini terpotret Andi Sudirman Sulaiman unggul jauh dibanding kandidat lainnya.
IPI sendiri memaparkan bahwa tinggi elektabilitas Andi Sudirman dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain karena Andi Sudirman adalah petahana, kepuasan publik terhadap kinerja yang dipimpin Andi Sudirman sebelumnya dan basis suara yang mengakar di seluruh wilayah Sulsel.
Untuk diketahui, pengumpulan data survei ini merupakan populasi seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.440 orang berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang terdistribusi secara proporsional.
Metode yang digunakan adalah metode simple random sampling, yang memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±3,8 persen pada tingkat kepercayaan 95,0 persen.
“Sedang quality control terhadap hasil wawancara, dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti,” demikian laporan IPI.(*)