VIRAL, LUWU – Asrianto Masfuddin, tokoh muda Luwu Timur, menegaskan bahwa aksi Danny Pomanto naik becak saat mendaftar di KPU Sulsel terkesan “pura-pura merakyat” dan merendahkan profesi tukang becak.
Asrianto M menyoroti kontrasnya gaya hidup Danny Pomanto yang sehari-hari menggunakan mobil mewah dengan aksi naik becak yang ia nilai sebagai gimmick politik. “Kalau setiap hari naiknya mobil mewah, jangan pura-pura merakyat, sok penuh makna, dengan memanfaatkan profesi orang yang kesannya bisa saja bermakna sebaliknya,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa seorang pemimpin seharusnya memikirkan solusi untuk mensejahterakan tukang becak, bukan hanya memanfaatkan mereka sebagai alat pencitraan. “Kasihan mereka yang profesinya tukang becak, yang saya yakin mereka ingin calon pemimpin bisa mengubah kehidupan nasib mereka,” ujar Asrianto M.
Kritik Asrianto M muncul sebagai respon atas tanggapan relawan pendukung Danny Pomanto yang menyebut aksi naik becak sebagai “bahasa simbolis” dan penuh makna. Asrianto M menilai tanggapan tersebut sebagai kepalsuan dan menuding Danny Pomanto menampilkan “kepalsuan” dengan gimmick politik yang tidak sesuai dengan kehidupan sehari-harinya.
“Kepalsuan-kepalsuan inilah yang selama ini merusak masyarakat, menjelang pilkada tiba-tiba pake hijab, menjelang pilkada tiba-tiba murah senyum, menjelang pilkada tiba-tiba dermawan, menjelang pilkada tiba-tiba merakyat,” sindir Asrianto M.
“Pilkada itu mestinya menampilkan keaslian, sementara DIA hanya menampilkan kepalsuan, jauh berbeda dengan kesehariannya yang super mewah, darah Bugis Makassar itu apa adanya makanya disebut Ma-kasara atau tampak, tapi mungkin memang beda kalau darah Gorontalo” pungkas mantan Aktivis Unhas ini
Pernyataan Asrianto M ini menambah panas persaingan politik di Sulsel menjelang Pilkada 2024, di mana Danny Pomanto berpasangan dengan Azhar Arsyad.